Wayan Sepi, adalah anak dari seorang orang tua tunggal. Ayahnya meninggal karena sakit, saat ia masih berusia 3 tahun. Ia kini tinggal bersama ibu dan seorang adiknya.
Untuk menafkahi keluarganya, Wayan Sepi pun harus turut bekerja. Selain menjadi pemulung, ia juga harus berjualan makanan kecil dan minuman, untuk warga dan pemuda sekitar, yang biasa duduk-duduk di balai bengong, di tepi pantai dekat rumahnya. “Kadang-kadang ada yang gak mau bayar setelah mereka jajan,” ujarnya.
Tangan gadis bernama Ni Wayan Mertayani atau yang biasa disapa Wayan Sepi ini tak hanya terampil mengumpulkan barang bekas, atau berdagang, tapi telah terbukti juga terampil dalam memainkan kamera foto sehingga bisa menghasilkan karya hebat.
Bermodal kamera pinjaman, dari tangan gadis 15 tahun ini, lahir sebuah karya foto, yang berhasil menjuarai lomba foto internasional, yang diselenggarakan Museum Anne Frank. Ia berhasil menyisihkan 200 foto lainnya, dari berbagai penjuru dunia.
Istiqomahlah dalam meraih cita-cita walaupun rintangan menghadang. Insyaallah jalan akan terbuka lebar. by Andik
Tidak ada komentar:
Posting Komentar